Thursday, October 9, 2008

Betapa kecewanya aku dengan dia...

Dulu aku sangat mencintainya, mendambakan untuk ikut terus maju bersama dia... Apapun akan kulakukan untuk membuat segalanya lebih baik, tak peduli kepentingan pribadi terkorbankan sekalipun. Karena aku yakin, dia bisa menjadi yang terbaik, terkaya, terpandang dan termegah, dengan segala sumber daya yang dimiliki. Waktu berjalan perlahan, seiring dengan kedewasaanku... Harapanku, mimpiku, angan2ku ternyata tidak berubah menjadi kenyataan. Aku menyadari bahwa aku hanyalah setitik noda merah dalam deru ombak hitam, apalah aku... dalam sedetik hilang termakan derasnya arus kegelapan. Aku kecewa, kecewa sekali. Kecewa dengan tempat dimana aku dilahirkan, dibesarkan dan dididik dengan adat istiadat penuh tata krama dengan senyum ramah dan uluran tangan. Dan setelah kusadari, ini berakhir dengan keegoisan dan kemarukan para rajanya? Dimana hati nurani? Apalah arti kekayaan duniawi apabila siksaan akhirat menunggu mereka?

Indonesia... Dia membuatku jatuh hati, dan patah hati. Bukalah pintu hati kalian para pemimpin. Sadarkah kalian bahwa korupsi sudah beranak pinak, mendarah daging, turun temurun dan sudah menjadi adat istiadat di negara ini? Ah... memalukan!! Mengapa sistem yg sudah sempurna ini tidak diterapkan? BUKA MATA HATI KALIAN...! Yah kalian memang sudah tidak punya mata dan hati.. hanya hidung untuk mencium bau uang segar, telinga untuk mendengar tawaran- tawaran haram menggiurkan dan lidah untuk menjilat tulang- tulang berserakan bak anjing kelaparan.

Cobalah lihat lebih dalam lagi... Hanya Indonesia yang memiliki sistem RT, RW, Lurah, Camat, Walikota, Gubernur dan seterusnya. Bukankah indah, damai dan tenteram apabila semua menjalankan tugasnya dengan baik penuh totalitas dan tanggung jawab?

Indonesia terdiri dari 220 juta manusia, ribuan pulau dan tak terhitung keindahan alamnya. Berapa banyak pendapatan negara dari Pajak, devisa negara, fiskal, sumber daya alam, ekspor, kayu, minyak, gas, dan berjuta- juta sumber kekayaan kita yang tak akan habis untuk dituliskan...? Kemana? Apa yang dilakukan oleh para penguasa negara ini?

Aku putus asa... Aku terdiam dalam sunyi di tengah keramaian pasar. Aku kecewa dalam tawaku menyaksikan sang penguasa menjadi budak bagi anak buahnya. Aku menangis menyaksikan bagaimana borjuise memangsa kaum dhuafa, si kaya semakin kaya dan si miskin semakin menjadi. Aaaarrgghhh... Anjing saja tidak pernah memakan sesamanya, lantas apa kalian?

1 comment:

darth rama said...

duh...duh..duh...tampaknya bertambah satu lagi anak bangsa yg kecewa dg bangsanya yg bobrok ini..sbnrnya gw setuju sm delly...emang bangsa kita bobrok,tp kita sebagai generasi muda jg menyerah!!juz wit when its our turn to lead!!!